* REMBULAN DI ATAS RUMAH KITA *
Oleh: Rus Rusman
ALANG- KAH segarnya suasana malam ini ibune
Bulan telah bertengger indah di atap rumah kita
Bukankah ini seolah-olah Tuhan yang mengirimkan
Agar kita bermandi cahaya dan puas menikmatinya.
OH BAPA, mengapa hatikupun bagai berbunga-bunga
Seperti ranumnya daun mangga yang muda menggoda
Kumohon bapa, temani aku duduk berlama di sini saja
Menikmati kebersamaan kita, seperti saat masih muda.
DUHAI IBUNE, janganlah memancingku seperti itu
Kau pasti sangat ingin kan, kenakalanku padamu?
Kenakalan yang selalu kuberikan di saat-saat dulu
Dan agaknya saat ini, Tuhan menyuruhku kembali
Untuk berbuat lebih nakal lagi kepada bidadariku.
TENTU BAPA, siapa bisa melupakan kelicikanmu itu?
Kau selalu tega menjebakku, berbuat tanpa minta ijinku
Oh, benar-benar kenakalan yang luar biasa kau bapa
Tapi ssst … ! Bersabarlah bapa, simpan dulu jari-jarimu
Bukankah bulan itu sedang menyaksikan kita ?
WAKTUMU lima menit ibune, pandangilah sepuasmu
Nikmatilah sinarnya, pasti wajahmu akan lebih muda
Lebih mempesona, tubuhmupun lebih berisi dan sintal
Dan rambut yang agak beruban itu akan nampak segar
“…Sudah, cukup wong ayu, ayo kita tinggalkan bulan itu”
Malam ini tak ada yang lebih penting bagi pria berumur ini
Selain membuktikan bisa berbuat lebih gesit lagi padamu.
AH, BAPA ! Kau genit sekali, lebih genit dari yang dulu
Kalau begitu bapa, mari kita berjuang, berjuang kembali
Untuk bisa menikmati kenakalanmu, seperti dulu lagi ***
Tasikmadu, 2410'18